Bashar al-Assad, presiden Suriah, telah lama menjalin hubungan strategis dengan sejumlah negara yang berperan sebagai sekutu terkuatnya. Ketiga sekutu ini tidak hanya memberikan dukungan politik, tetapi juga militer dan ekonomi untuk mempertahankan kedudukannya di tengah konflik yang berkepanjangan di negaranya. Dari semua sekutu yang mendampingi Assad, ada tiga yang paling menonjol dalam urusan geopolitik dan strategis.
3 Sekutu Terkuat Bashar al-Assad di Dunia, Nomor 2 Bantu Bangun Reaktor Nuklir
Yang pertama adalah Rusia, yang selama bertahun-tahun menjadi pendukung utama Assad. Dalam konflik bersenjata di Suriah, intervensi militer Rusia pada tahun 2015 mendukung tentara Suriah dan memberikan pukulan berat bagi kelompok oposisi. Dengan dukungan jet tempur dan peralatan militer canggih, Rusia telah menjadi tulang punggung dalam perjuangan Assad untuk merebut kembali kontrol atas wilayah-wilayah yang hilang. Seperti yang diungkapkan oleh seorang analis politik, “Rusia melihat Suriah sebagai panggung untuk menunjukkan kekuatan militernya dan mempertahankan pengaruh di Timur Tengah.”
Selain Rusia, Iran juga merupakan sekutu penting bagi rezim Assad. Teheran tidak hanya menyediakan dukungan militer dalam bentuk pasukan, tetapi juga membangun jaringan milisi yang setia kepada Assad di berbagai garis depan. Namun, peran Iran dalam mendukung Suriah tidak hanya terbatas pada aspek militer. Iran juga terlibat dalam membantu pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk menguatkan rezim Assad, termasuk proyek energi. Menurut seorang pejabat pemerintah Iran, “Kami akan terus berdiri bersama Suriah, membangun fasilitas yang akan membantu mereka mendukung kebutuhan energinya.”
Namun, yang mungkin paling mengejutkan adalah peran Korea Utara. Negara yang dikenal dengan program nuklirnya ini memiliki sejarah panjang dalam memberikan bantuan teknologi kepada Suriah. Rasionalisasinya adalah bahwa Korea Utara melihat pentingnya memiliki sekutu yang dapat membantu mempertahankan keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut. Sebuah sumber intelijen menyatakan, “Korea Utara telah memberikan bantuan dalam pengembangan fasilitas nuklir yang dapat digunakan oleh Suriah, yang menjadi bagian dari agenda jangka panjang mereka.” Dukungan ini menunjukkan betapa eratnya kolaborasi dalam menghadapi tekanan internasional.
Sekutu-sekutu ini tentu tidak hanya memberikan dukungan dalam bentuk militer, tetapi juga berkontribusi terhadap kelangsungan pemerintahan Assad. Dalam dunia yang penuh ketegangan ini, hubungan strategis antara Bashar al-Assad dan sekutunya menjadi kunci untuk memahami dinamika konflik yang terjadi di Timur Tengah.