Memahami Sekte Alawi: Ajaran Agama Bashar Al Assad

Memahami Sekte Alawi: Ajaran Agama Bashar Al Assad

Sekte Alawi, yang juga dikenal sebagai Alawiyah atau Nusayriyyah, adalah cabang dari Islam Syiah yang memiliki akar sejarah yang dalam di wilayah Timur Tengah, terutama di Suriah. Sekte ini sering kali dikaitkan dengan rezim Bashar Al Assad, Presiden Suriah, yang merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam komunitas Alawi. Walaupun Alawi memiliki banyak kesamaan dengan Syiah, mereka juga memiliki perkembangan doktrin dan praktik yang unik.

Asal Usul dan Kepercayaan Alawi

Alawi muncul pada abad ke-9 Masehi dan merupakan hasil dari penggabungan antara ajaran Islam Syiah, kepercayaan-prasangka lokal, dan element budaya pagan yang ada sebelumnya. Masyarakat Alawi meyakini bahwa mereka adalah keturunan Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad, dan Fatimah, putri Nabi. Dalam ajaran mereka, ada penghormatan besar terhadap sosok Ali dan imamat, meskipun ritual dan keyakinan mereka mungkin terlihat berbeda dibandingkan dengan Syiah Twelver, yang merupakan cabang Syiah paling dominan di dunia.

“Sekte Alawi memiliki pandangan metafisik yang kompleks dan menganggap bahwa realitas ini dapat dijelaskan melalui pembacaan teks-teks suci dan filosofi yang berakar pada tradisi Yunani,” kata Dr. Ahmad Ismail, seorang ahli tentang sekte Alawi. Paham ini menciptakan kerangka pemahaman dunia yang khas bagi komunitas Alawi.

Peran Alawi dalam Politik Suriah

Penting untuk memahami bagaimana sekte Alawi terintegrasi dalam struktur politik Suriah, khususnya di bawah kepemimpinan Bashar Al Assad. Meskipun Suriah adalah negara sekuler dengan berbagai kelompok etnis dan agama, kekuasaan politik selama beberapa dekade terakhir sering kali dipegang oleh anggota komunitas Alawi. Hal ini menciptakan ketegangan dan kecurigaan di antara kelompok-kelompok lain di negara tersebut, terutama Sunni, yang merupakan mayoritas penduduk. Selama perang sipil Suriah, eksistensi rezim Assad banyak ditentukan oleh dukungan yang kuat dari komunitas Alawi di dalam dan luar negeri.

BACA JUGA  Kongres DPP Persatuan PPPK Melahirkan Lima Rekomendasi untuk Prabowo

Persepsi Masyarakat terhadap Alawi

Persepsi terhadap sekte Alawi sangat beragam. Bagi sebagian orang, mereka dianggap sebagai pelindung sekularisme, sedangkan yang lain melihat mereka sebagai penyebab konflik dan ketegangan di Suriah. Tidak jarang, stereotip dan stigma negatif muncul akibat ketidaktahuan tentang kepercayaan dan praktik Alawi. Diskusi mengenai sekte ini sering kali diwarnai oleh narasi politik dan konflik yang meluas, sehingga sulit untuk melihat mereka dari sudut pandang keagamaan yang objektif.

“Tidak dapat dipungkiri, sejarah Alawi dalam politik Suriah adalah kisah yang rumit,” ujar Dr. Layla Kassem, seorang peneliti di bidang studi Timur Tengah. “Untuk memahami jati diri mereka, kita perlu menggali lebih dalam sejarah dan keyakinan mereka, bukan hanya melihat mereka sebagai sekte yang terlibat dalam kekuasaan.”

Gambaran Kehidupan Sehari-hari Alawi

Kehidupan sehari-hari di dalam komunitas Alawi dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tradisi, budaya, dan lingkungan sosial politik. Banyak orang Alawi menjalani kehidupan yang cukup sederhana, berfokus pada pertanian dan perdagangan, meski sebagian di antaranya telah berhasil menembus dunia bisnis dan pendidikan. Komunitas Alawi juga dikenal dengan kebersamaan yang kuat, di mana solidaritas dalam keadaan sulit menjadi hal yang mendasar.

Di dalam aktivitas keagamaan mereka, perayaan ritual dan festival tetap menjadi bagian penting dari kehidupan Alawi. Mereka merayakan beberapa hari besar dan ritual yang memiliki makna tersendiri, yang sering kali hanya dipahami oleh anggota komunitas mereka sendiri.

Pemahaman dan Toleransi Antar Agama

Meskipun mereka memegang keyakinan yang unik, Alawi juga berinteraksi dengan berbagai kelompok agama lainnya di Suriah. Toleransi beragama menjadi salah satu nilai yang dijunjung dalam komunitas ini, meski terkadang terderesi oleh konflik yang berkepanjangan. Dialog antar agama sering kali menjadi tantangan, tetapi beberapa upaya dilakukan oleh individu dan organisasi untuk menciptakan ruang bagi pemahaman yang lebih baik.

BACA JUGA  Aurel Hermansyah Fokus Turunkan Berat Badan, Atta Tunda Rencana Punya Anak

“Alawi, Sunni, Kristen, dan kelompok lainnya di Suriah memiliki potensi untuk hidup berdampingan. Hanya perlu adanya keinginan bersama untuk memahami satu sama lain,” tegas Dr. Kassem mengenai pentingnya kerjasama antar agama.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *