Serba-Serbi Unik Perayaan Natal dari Berbagai Belahan Dunia
Natal adalah momen yang dirayakan oleh jutaan orang di seluruh dunia dengan beragam cara yang unik dan menarik. Setiap negara memiliki tradisi dan kebiasaan yang berbeda dalam merayakan hari kelahiran Yesus Kristus ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa cara perayaan Natal yang unik dari berbagai belahan dunia, yang pastinya akan menginspirasi kita untuk merayakan Natal dengan cara yang lebih berwarna.
Di Filipina, salah satu tradisi yang paling terkenal adalah “Parol”, lampion yang terbuat dari bahan daun dan bambu. Lampion ini biasanya berbentuk bintang dan melambangkan bintang Betlehem yang menunjukkan jalan kepada para gembala dan orang Majus. “Parol tidak hanya menjadi dekorasi rumah, tetapi juga simbol harapan dan kebangkitan,” ungkap Maria Santos, seorang warga Filipina yang juga seorang penulis budaya. Di seluruh penjuru negeri, warga Filipina bersaing dalam membuat Parol terbesar dan terindah, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Sementara itu, di Jerman, tradisi Natal dimulai sejak awal Desember dengan advent kalender. Kalendermu ini akan dibuka satu per satu setiap harinya hingga malam Natal. Menariknya, di Jerman terdapat tradisi “Weihnachtsmarkt” atau pasar Natal, di mana orang-orang berkumpul untuk menikmati makanan khas, kerajinan tangan, dan minuman hangat seperti Glühwein, sejenis anggur yang dipanaskan dan dicampur rempah-rempah. “Pasar Natal adalah tempat di mana kita bisa merasakan kehangatan, kebersamaan, dan semangat Natal dalam satu tempat. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu setiap tahun,” kata Klaus Müller, seorang pedagang di pasar Natal di Berlin.
Di Meksiko, perayaan Natal berlangsung dengan sangat meriah melalui tradisi “Las Posadas”. Acara ini dilakukan selama sembilan malam di mana keluarga dan teman-teman berkumpul untuk mengenang perjalanan Maria dan Yusuf mencari tempat untuk melahirkan Yesus. Setiap malam, mereka melakukan prosesi ke rumah yang berbeda, bernyanyi dan meminta tempat menginap. “Las Posadas adalah waktu untuk bersatu dan merayakan keluarga. Kita saling berbagi cerita, makanan, dan bersenang-senang bersamaan,” jelas Elena Gomez, seorang penduduk Meksiko yang aktif dalam tradisi ini.
Di Swedia, tradisi Natal dikenal dengan “Lutfisk”, ikan yang diawetkan dengan cara khusus dan disajikan pada hari Natal. Selain itu, ada juga “Julbock”, atau “Bunny Natal”, yang terbuat dari jerami dan menjadi simbol Natal di Swedia. Menarik untuk dicatat bahwa pada malam Natal, keluarga berkumpul untuk menyanyikan lagu-lagu Natal dan menikmati makanan tradisional seperti “Kalle Anka”, sebuah film animasi Disney yang ditayangkan setiap tahun. “Natal di Swedia adalah waktu untuk berkumpul, tertawa, dan merayakan kebersamaan,” ungkap Anna Lindström, seorang guru yang mencintai tradisi tersebut.
Berpindah ke Australia, perayaan Natal jatuh di musim panas, sehingga banyak orang merayakan dengan barbeque di pantai. Tradisi ini dikenal sebagai “Christmas on the Beach”. Selain itu, Santa Claus di Australia sering kali muncul dengan pakaian yang lebih santai seperti celana pendek dan sandal, menggambarkan suasana musim panas. “Rasanya berbeda, merayakan Natal di pantai sambil bersantai dengan keluarga dan teman-teman,” kata Mark Jenkins, seorang penduduk Sydney yang menikmati keunikan Natal di negara kanguru ini.
Di Indonesia, meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, perayaan Natal tetap dirayakan dengan khidmat oleh umat Kristiani. Di daerah yang memiliki komunitas Kristen yang cukup besar, seperti Manado dan Ambon, perayaan Natal disertai dengan berbagai kegiatan sosial, seperti pembagian sembako dan kunjungan ke panti asuhan. “Natal adalah momen untuk berbagi kasih dan kebahagiaan kepada sesama, dan itulah yang kita lakukan setiap tahun,” ungkap Rina Manuhua, seorang aktivis sosial di Manado.
Kembali ke Eropa, di Italia, salah satu tradisi yang paling menonjol adalah “La Vigilia”, atau malam sebelum Natal. Pada malam tersebut, keluarga Italia melaksanakan makan malam dengan hidangan seafood yang melimpah. Salah satu yang paling terkenal adalah “Baccalà”, ikan cod yang diawetkan. “Makan malam Natal selalu menjadi momen spesial bagi keluarga untuk berkumpul dan merayakan. Setiap hidangan memiliki makna tersendiri,” kata Giovanni Rossi, seorang koki yang mengkhususkan diri dalam masakan Italia.
Di Jepang, meskipun Natal bukanlah perayaan resmi, banyak orang yang merayakannya dengan cara yang unik. Salah satu tradisi populer adalah menikmati hidangan ayam goreng dari KFC. Menariknya, untuk menikmati hidangan ini, anggota masyarakat harus memesan jauh-jauh hari sebelumnya. “Natal di Jepang adalah momen untuk berbagi kebahagiaan, meskipun bukan tradisi asli kami. Hidangan KFC menjadi simbol perayaan kita,” jelas Yuki Tanaka, seorang pelajar Jepang.
Dari semua tradisi yang ada, jelas bahwa perayaan Natal menyimpan banyak makna dan nilai positif, terlepas dari latar belakang budaya dan agama. Setiap negara memiliki caranya masing-masing dalam merayakan keajaiban ini, menciptakan momen-momen unik yang memperkuat ikatan sosial dan keluarga. Dengan demikian, perayaan Natal tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi juga menjadi waktu untuk berbagi kasih sayang dan kebahagiaan dengan orang-orang terdekat.